Suara.com - Emha Ainun Nadjib atau Muhammad Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun tengah menjadi sorotan publik. Sebab, saat ceramah di Kajian Maiyah, dirinya menyebut Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) sebagai Firaun.
Perkataanya itu tersebar dalam potongan video yang dunggah sejumlah akun di Twitter, termasuk @GunRomli milik Muhammad Guntur Romli. Ia juga menyebut bahwa Indonesia saat ini dikuasai Firaun.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun dalam potongan video itu.
Namun kekinian, Cak Nun menyesali perkataannya, meminta maaf, dan berterima kasih kepada pihak yang sudah menegurnya. Di sisi lain, apa sebetulnya makna Firaun hingga banyak yang marah saat Jokowi disebut demikian?
Baca Juga: Ali Ngabalin hingga Denny Siregar Pasang Badan Buat Jokowi Usai Disebut Firaun oleh Cak Nun
Mengenal Gelar Firaun
Selama ini, mungkin masih banyak yang mengira jika Firaun adalah nama orang. Menurut peneliti, Firaun merupakan gelar bagi raja Mesir yang dzalim dan memimpin dari Dinasti Pertama (3150 SM) hingga diambil alih Kekaisaran Romawi pada 30 SM.
Menurut seorang arkeolog bernama Ali Akbar, Firaun yang tenggelam di Laut Merah pada zaman Nabi Musa AS adalah Ramses II. Sebab, ia membangun Kuil Abu Simbel di Aswan, yang di dalamnya terjadi kerja paksa bagi kaum Bani Israil. Berdasarkan penelitian, ia merupakan sosok yang membesarkan Nabi Musa.
Sementara menurut peneliti lainnya, Firaun yang tenggelam di Laut Merah itu adalah Merneptah, anak Ramses II. Pasalnya, ada prasasti yang belakangan disebut Merneptah Stela tahun 1208 SM. Disitu tertulis awal pemerintahannya yakni menguasai Asia Barat dan Bani Israil.
Nama Firaun Paling Terkenal
Baca Juga: Ruhut Sentil Cak Nun yang Samakan Jokowi dengan Raja Firaun: Kalau Ngebacot Perut Isinya Busuk!
Diantara para raja yang dilabeli Firaun, ada tujuh diantaranya yang disebut paling terkenal. Siapa saja? Berikut daftar selengkapnya, mulai dari Djoser hingga Cleopatra VII.
1. Djoser, seorang Firaun Mesir Kuno dari dinasti ke-3 yang merupakan putra raja Khasekhemwy dan ratu Nimaathap. Masa pemerintahannya sekitar 2696 - 2649 SM dan bertugas mengawasi pembangunan piramida yang populer di Saqqara.
2. Khufu, merupakan Firaun Mesir Kuno dinasti keempat dari Kerajaan Lama. Ia memerintah sekitar 2589 - 2566 SM dan selama itu dirinya dikenal kejam. Peninggalan terbesarnya adalah Piramida Agung Giza yang menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
3. Hatshepsut, adalah istri dari Thutmose II. Saat suaminya meninggal, ia menjadi pewaris takhta dan mengambil peran Firaun. Di masa kepemimpinannya, dibangun kembali rute perdagangan penting. Ia juga menjadi pengawas perdamaian untuk periode yang cukup panjang.
4. Thutmose III, merupakan anak dari Hatshepsut. Ia mengambil alih kekuasaan saat ibunya meninggal pada tahun 1458 SM. Ia mulai memimpin pada 1425 SM dan menerima reputasi sebagai seorang jenius militer. Ia selalu memenangkan pertempuran dan eksploitasi militer.
5. Akhenaten, seorang Firaun yang menyembah Dewa Matahari. Keyakinan ini membuatnya memindahkan ibukota mesir dari Thebes ke Amarna dan menamainya Horizon of Aten. Istrinya, Nefertiti berperan penting dalam revolusi agama itu serta terkenal dengan karya patung batu kapur yang bisa ditemukan di Museum Neues.
6. Ramses II, memerintah pada 1279 - 1213 SM dan disebut sebagai yang terbesar dari dinasti ke-19. Ia memiliki 96 orang anak. Ia dikenal baik dalam sejarah Mesir karena mampu membangun kekuatan militer serta menciptakan peninggalan arsitektur.
7. Cleopatra VII, pemimpin aktif terakhir kerajaan Ptolemaic Mesir. Ia berkuasa sekitar 51 - 30 SM setelah menjatuhkan suaminya. Ia juga sebagai politikus cerdik yang membawa kedamaian. Namun, kekuasaannya berakhir di tangan Romawi dan membuatnya bunuh diri dengan meminum racun.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Bisnis.com, JAKARTA - Kediaman Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, selalu sibuk sepekan terakhir. Para tokoh, politikus, akademisi, pengusaha, hingga tamu negara hilir mudik menemui Prabowo yang kini telah dilantik sebagai presiden ke 8 Indonesia, Minggu (20/10/2024).
Rumah Kertanegara adalah sebuah melting point bagi berbagai kalangan untuk membahas segala hal mulai dari politik praktis hingga proses seleksi anggota Kabinet Merah Putih yang akan membantu Prabowo sebagai presiden selama 5 tahun ke depan.
Adapun Rumah Kertanegara sangat spesial bagi Prabowo. Rumah ini menyimpan kisah pait getir Prabowo dalam merebut kursi kepresidenan. Sementara itu, secara historis, rumah Kertanegara adalah peninggalan ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo.
Kertanegara jika mengacu kepada sejarah adalah nama raja terakhir Singasari. Raja Kertanegara sangat ekspansif. Dia adalah pencetus ekspedisi Pamalayu, sebuah misi dari Singasari untuk membendung pengaruh Dinasti Yuan yang berkuasa di dataran China.
Selain itu, Kertanegara juga bisa mengacu kepada leluhur Prabowo Subianto, Tumenggung Kertanegara. Tumenggung Kertanegara adalah salah satu panglima perang Diponegoro. Sejarawan Peter Carey dalam film 'Sang Patriot' mengungkapkan bahwa Prabowo adalah keturunan Tumenggung Kertanegara atau yang kemudian dikenal sebagai Tumenggung Banyakwide.
Di bagian lain film tersebut, adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, membenarkan tentang relasi antara Temanggung Kertanegara dengan keluarganya. "Pengeran Diponegoro dibantu oleh panglima-panglima salah satunya nenek moyang kami. Salah satu namanya Raden Tumenggung Kertanegara yang juga dinamakan eyang Tumenggung Banyakwide."
Adapun, keluarga Prabowo memiliki sepak terjang yang cukup signifikan dalam perjalanan sejarah Indonesia. Kakek Prabowo adalah Margono Djojohadikoesumo. Margono adalah Ketua Dewan Petimbangan Agung Sementara pada awal-awal kemerdekaan. Dia juga adalah salah satu pendiri Bank Negara Indonesia alias BNI.
Selain itu, ayah Prabowo adalah Sumitro Djojohadikusumo. Sumitro adalah politikus Partai Sosialis Indonesia (PSI), partai yang waktu itu identik dengan mantan Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Sumitro juga pernah menjabat sebagai menteri di era Sukarno dan era Soeharto.
Sedangkan 2 pamannya yakni Soebijanto Djojohadikusumo dan Soejono Djojohadikusumo adalah pejuang yang gugur dalam Pertempuran Lengkong di Serpong, Tangerang pada tahun 1946.
Prabowo, dalam berbagai kesempatan pernah mengungkapkan mengenai alasan kata Subianto di tengah namanya. “Paman saya namanya Subianto. Itulah nama yang saya sandang sekarang,” kata Prabowo dalam acara penganugerahan warga kehormatan Brimob beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Prabowo Subianto adalah politikus Indonesia yang sebelumnya berkarier sebagai prajurit TNI dan pengusaha. Saat ini, dia menduduki jabatan publik sebagai Menteri Pertahanan periode 2019-2024. Sejak didirikannya pada 2008, Prabowo juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. Dirinya sempat maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2009 dan calon presiden pada Pilpres 2014 serta Pilpres 2019.
Nama Lengkap: Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Kelahiran: Jakarta, 17 Oktober 1951
Partai: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Di dalam agama Kristen, Maria, ibu Yesus, dikenal dengan bermacam-macam gelar (Bunda Berkeberkatan, Perawan Maria, Bunda Allah, Sayidatina, Perawan Suci), julukan (Bintang Laut, Ratu Surga, Pohon Sukacita Kami), sapaan (Panagia, Bunda Welas Asih, Teotokos), maupun beberapa nama yang berkaitan dengan tempat-tempat tertentu (Bunda Maria Lourdes, Bunda Maria Fatima).
Semua penyifatan tersebut mengacu kepada satu orang perempuan yang sama, yakni Maria, ibu Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru (tidak sama dengan Maria Magdalena, Maria istri Klopas, maupun Maria Salome). Penyifatan-penyifatan semacam ini digunakan dengan cara yang berbeda-beda oleh umat Kristen Katolik, Kristen Ortodoks Timur, Kristen Ortodoks Oriental, dan beberapa golongan umat Kristen Anglikan.
Beberapa penyifatan merupakan gelar yang bersifat dogmatis, sementara penyifatan-penyifatan selebihnya merupakan bentuk sapaan. Beberapa di antaranya bersifat puitis atau kiasan, rendah status kanoniknya atau tidak memiliki status kanonik sama sekali, tetapi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari amal saleh rakyat, dengan beragam tingkatan persetujuan dari pihak berwenang Gereja. Sebagian gelar mengacu kepada penggambaran sosok Maria lewat karya-karya seni rupa Katolik maupun karya-karya seni rupa pada umumnya. Banyak pula gelar Maria yang dipakai di dalam syair-syair lagu yang digubah khusus untuk menghormatinya.[1]
Gelar-gelar bagi Maria yang relatif banyak itu dapat dijelaskan dengan beberapa cara.[2] Beberapa gelar muncul karena alasan-alasan geografis dan kebudayaan, misalnya melalui penghormatan ikon-ikon tertentu. Gelar-gelar selebihnya berkaitan dengan penampakan-penampakan Maria.
Orang memohon syafaat Maria untuk berbagai macam kebutuhan insani dalam berbagai macam situasi. Kebiasaan ini memunculkan bermacam-macam gelar bagi Maria, misalnya Penasihat Ulung, dan Penolong Orang Sakit. Selain itu, tafakur dan devosi terhadap berbagai macam aspek peran Maria di dalam kehidupan Yesus telah melahirkan gelar-gelar tambahan, misalnya Bunda Yang Berdukacita.[3] Gelar-gelar lain terlahir dari dogma dan doktrin, misalnya Maria Diangkat ke Surga, Tertidurnya Bunda Allah, dan Maria Dikandung Tanpa Noda.
Penghormatan kepada Maria dikukuhkan pada tahun 431, ketika penyifatannya sebagai Teotokos atau Pelahir (atau Bunda) Allah ditetapkan sebagai dogma di dalam Konsili Efesus. Sejak saat itu, devosi kepada Maria, yang bertumpu pada hubungan mendalam dan rumit antara Maria, Yesus, dan Gereja, mulai merebak, mula-mula di Dunia Timur dan kemudian hari juga di Dunia Barat.
Reformasi Protestan mengecilkan peran Maria di berbagai tempat di Eropa pada abad ke-16 dan ke-17. Konsili Trento dan Kontra Reformasi menggencarkan devosi kepada Maria di kalangan umat Katolik Roma. Sekitar waktu yang sama, Maria menjadi salah satu sarana penginjilan di Benua Ameria dan beberapa tempat di Asia dan Afrika, contohnya laporan penampakan Bunda Maria Guadalupe yang membuat orang berbondong-bondong masuk Kristen di Meksiko.
Seusai Reformasi Protestan, karya sastra barok bertema Maria mengalami peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan sekitar 500 lebih karya tulis Mariologis pada abad ke-17 saja.[4] Pengutamaan Abad Pencerahan terhadap kemajuan ilmiah dan rationalisme membuat teologi dan Mariologi Katolik seringkali berada di posisi bertahan pada abad ke-18. Buku-buku semisal Kemuliaan Maria karangan Alfonsus Liguori, ditulis untuk membela penghormatan kepada Maria.
Di Gereja Ortodoks dan Gereja-Gereja Katolik Timur, pengangkatan Maria ke surga disebut Tertidurnya Bunda Allah. Hari peringatan Tertidurnya Bunda Allah tidak termasuk hari besar utama, karena dasarnya bukanlah Alkitab melainkan tradisi Gereja.
"Sayidatina" atau "Tuan Putri Kami" adalah gelar yang umum diberikan kepada Maria sebagai wujud rasa kagum dan hormat kepadanya. Maria disebut "Notre Dame" di Prancis, dan "Nuestra Señora" di Spanyol.[9]
Eleusa "Bunda Yang Lemah Lembut"
Hodegetria "Penunjuk Jalan"
Sedes Sapientiae "Takhta Kebijaksanaan"
Madonna Lactans "Bunda Yang Menyusui"
Mater Misericordiae "Bunda Yang Berbelaskasihan"
Maestà "Kemuliaan" Virgo Deipara "Perawan Yang Melahirkan Allah"
Pietà "Kepiluan" Mater Dolorosa "Bunda Yang Berdukacita"
Mater Amabilis "Bunda Pengasih" lazim disebut "Bunda dan Kanak-Kanak"
Madonna della seggiola "Bunda Yang Bertahana"
Teotokos artinya "Yang Melahirkan Allah" dan diterjemahkan menjadi "Bunda Allah". Gelar ini diberikan kepada Maria dalam Konsili Oikumene ke-3 di Efesus tahun 431 Masehi (bdk. Lukas 1:43).[28]
Al-Qur'an menyifatkan Maria (bahasa Arab: مريم, Maryam) dengan gelar-gelar berikut ini:
Asisten Bidang Administrasi Umum Kabupaten Maluku Barat Daya, Drs. Yafet Lelatobur, mewakili Bupati MBD dengan resmi membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil dilaksanakan di aula Kelurahan Tiakur,(07/05/2024)
Bupati MBD, dalam sambutan yang dibacakan Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Maluku Barat Daya, Drs. Yafet Lelatobur menyampaikan pemberdayaan kelompok nelayan adalah upaya memberikan motivasi/dorongan kepada pelaku agar mereka memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menentukan sendiri apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang mereka (nelayan) hadapi yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.
Peran Pemerintah dalam program pemberdayaan masyarakat adalah pemerintah sebagai regulator, pemerintah menyiapkan arah untuk menyeimbangi penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan.
Menurutnya, Pemerintah sebagai fasilitator, peran pemerintah sebagai fasilitator harus memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan. Tujuan dari adanya bantuan ini sendiri adalah untuk meningkatkan dan mensejahterakan pendapatan nelayan. Walaupun pemberian fasilitasnya belum menyeluruh, tetapi bantuan ini sangat bermanfaat bagi nelayan kecil.
Nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemetaan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil dengan tetap memelihara lingkungan kelestarian dan ketersediaan sumber daya ikan."tegas Lelatobur"
Pemerintah Daerah berharap, semoga dengan dilaksanakannya kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Nelayan Kecil dalam Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2024 dapat memberikan Dampak Positif kepada nelayan kecil di Tiakur Kabupaten Maluku Barat Daya.
Lelatobur menambahkan, semoga dengan pelatihan ini, bisa meningkatkan kemampuan para nelayan kecil, pada waktunya tidak mengalami kecelakaan-kecelakaan kecil di laut karena bisa langsung menanganinya. Kecelakaan-kecelakaan kecil ini terjadi karena para nelayan belum memiliki keterampilan untuk memperbaiki mesin.
Sementara itu Gustaf Jach. Maupula, S.Pi, dalam laporannya, menyampaikan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Nelayan Kecil Dalam Daerah Kabupaten/Kota di Tiakur kecamatan Moa diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Letti 25 orang dan Kecamatan Moa 25 orang. Pelaksanaan Kegiatan ini berlangsung dari tgl 7-8 Mei 2024. Bertempat di aula Kelurahan Tiakur.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan Kapasitas Nelayan Kecil dalam hal merawat/memperbaiki mesin tempel sendiri. Merawat/memperbaiki mesin tempel merupakan hal yang memegang peranan penting dalam hal menunjang kegiatan operasi penangkapan ikan oleh nelayan kecil.’Kata Maupula’.
Hadir bersama dalam kegiatan tersebut, Narasumber Instruktur Bidang Permesinan Balai Pelatihan dan Penyuluhan (BPPP) Ambon, Polly Christiaan, S.St, Pi, M.Si, bersama Mohtadi S. Waliulu, S. Pi, Pimpinan OPD, Lurah Tiakur, Maximilian K. Talupoor, S.IP.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kiano adalah putra sulung pasangan artis Baim Wong dan Paula Verhoeven.
Nama Kiano terbilang belum pernah ada di jajaran nama artis dan keluarganya. Ingin tahu profil dan biodata Kiano?
Kiano lahir di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat dengan berat 3,5 kilogram dan panjang 50 centimeter.
Kiano memiliki darah Jawa, Belanda, Sunda, dan Chinese dari kedua orangtuanya.
Kiano memiliki adik laki-laki bernama Kenzo Eldrago Wong yang lahir tahun 2021.
Kiano memiliki arti beruntung dan cerdas.
Ide nama Tiger datang dari Baim.
Paula sempat keberatan dengan penggunaan nama tersebut. Namun akhirnya menyetujui.
Baim tidak menganggap tiger sebagai nama hewan, melainkan suatu hal yang besar.
Nama Tiger Wong kemudian juga dipakai Baim sebagai nama perusahaan entertainment keluarganya.